Bahaya narkoba sudah tidak diragukan lagi. Sayangnya,
penyalahgunaan obat-obatan terlarang makin marak di berbagai negara di seluruh
dunia, termasuk Indonesia. Masyarakat mengenal obat-obatan terlarang sebagai
narkoba yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan
berbahaya lainnya.
Banyak pengguna obat-obatan ini yang awalnya tergoda
merasakan kesenangan sesaat atau sebagai pelarian dari masalah yang dihadapi.
Padahal, efek narkoba dapat merusak kesehatan secara fisik dan kejiwaan.
Risiko Gangguan Kesehatan
Bagai dua sisi mata uang, obat dapat bermanfaat dan sekaligus
berbahaya bagi tubuh. Jika obat yang digunakan sesuai dengan aturan, dosis, dan
di bawah pengawasan dokter, maka penggunaannya efektif untuk mencapai
kesembuhan. Sebaliknya, obat-obatan dapat menimbulkan bila disalahgunakan
dengan mengonsumsinya tanpa pengawasan dokter dan didasari tujuan yang tidak
tepat.
Itu mengapa, ada sebagian jenis obat-obatan yang hanya dapat
dikonsumsi bila dianjurkan oleh dokter, dan dengan pengawasan ketat.
Penyalahgunaan obat-obatan narkotika, psikotropika dan obat-obatan terlarang
lainnya, dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan.
Sebagai gambaran, berikut ini adalah bahaya narkoba terhadap
kesehatan tubuh.
Mengganggu kondisi otak dan tubuh secara umum
Narkoba dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalani
hidup sehat dan mengambil keputusan yang benar. Pengaruh obat-obatan tersebut
dapat berlangsung dalam jangka panjang.
Perubahan sel saraf dalam otak
Konsumsi narkoba secara berulang dalam jangka panjang akan
memicu perubahan pada sel saraf dalam otak, yang kemudian mengganggu komunikasi
antar sel saraf. Bahkan setelah konsumsi dihentikan, efek tersebut akan memakan
waktu yang tidak sebentar, untuk dapat benar-benar hilang.
Dehidrasi
Bahaya narkoba jenis ekstasi, efeknya dapat menyebabkan
dehidrasi, serta ketidakseimbangan elektrolit. Hal ini kemudian yang
menyebabkan penggunanya mengalami kejang-kejang, serangan panik, halusinasi,
sakit pada dada dan perilaku agresif. Jika digunakan dalam jangka panjang dapat
merusak otak.
Bingung dan hilang ingatan
Golongan obat-obatan asam gamma-hidroksibutirat dan rohypnol
dapat mengakibatkan efek sedatif, kebingungan, kehilangan ingatan, perubahan
perilaku, koordinasi tubuh terganggu dan menurunnya tingkat kesadaran.
Halusinasi
Penggunaan mariyuana atau ganja dapat menyebabkan efek
samping halusinasi, muntah, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, gangguan
kecemasan, kebingungan serta paranoia. Efek jangka panjang mariyuana adalah
gangguan mental seperti depresi dan gangguan kecemasan.
Kejang hingga kematian
Bahaya narkoba berupa penyalahgunaan metamfetamin atau lebih
dikenal sebagai sabu-sabu, opium, dan kokain, dapat menyebabkan berbagai efek
buruk, termasuk perilaku psikotik, kejang-kejang, dan bahkan kematian akibat
overdosis.
Gangguan Kualitas Hidup
Saat seseorang mulai mengonsumsi narkoba, terdapat
kemungkinan besar untuk mengalami kecanduan. Makin lama, pengguna akan
membutuhkan dosis yang lebih tinggi demi dapat merasakan efek yang sama. Ketika
efek narkoba mulai hilang, pengguna akan merasa tidak nyaman akibat munculnya
gejala putus obat dan akan ingin kembali memakainya.
Narkoba yang larut di dalam tubuh akan dialirkan melalui
darah ke seluruh tubuh, termasuk ke otak. Efek dari obat-obatan bergantung
kepada jenis yang dikonsumsi, dosis, durasi pemakaian, dan ukuran tubuh orang
yang mengonsumsinya.
Selain berpengaruh pada tubuh, bahaya narkoba juga dapat
menyebabkan hal-hal yang mengganggu kualitas hidup seseorang. Misalnya, pecandu
rentan mengalami masalah di kantor, sekolah atau keluarga, kesulitan keuangan,
hingga berurusan dengan pihak kepolisian karena melanggar hukum.
Seorang pecandu juga lebih rentan mengalami infeksi menular
seksual, kecelakaan, dan melakukan upaya bunuh diri akibat berada di bawah
pengaruh obat.
Segera Hentikan Penggunaan Narkoba
Penggunaan obat-obatan terlarang harus segera dihentikan.
Kenali tanda-tanda yang mungkin muncul dan mudah dikenali pada pangguna
narkoba. Makin cepat pengguna mendapatkan pertolongan, maka makin cepat proses
pemulihannya. Konsultasikan kepada dokter yang menangani kasus kecanduan obat.
Cari pertolongan darurat jika Anda atau seseorang yang Anda
ketahui mengonsumsi obat-obatan terlarang, mengalami hal-hal berikut ini:
Penurunan tingkat
Sulit bernapas.
erasa tekanan atau sakit pada dada.
Gangguan fisik atau psikologis lain setelah penggunaan obat.
Kemungkinan overdosis.
Memulihkan Kondisi dengan Rehabilitasi Narkoba
Orang yang sudah telanjur kecanduan narkoba, dapat
disembuhkan dengan cara melakukan rehabilitasi. Badan Narkotika Nasional
Republik Indonesia (BNNRI) sudah menyediakan layanan rehabilitasi bagi pecandu
narkoba. Anda dapat mencari informasi lebih lanjut melalui website BNNRI khusus
rehabilitasi yaitu http://www.babesrehab-bnn.info/
Umumnya tahap-tahap rehabilitasi narkoba yang biasanya
diberikan kepada orang yang sudah telanjur kecanduan narkoba adalah:
Pemeriksaan
Dokter atau terapis akan memeriksa kondisi Anda. Mereka akan
melihat sejauh mana Anda mengalami kecanduan, efek samping yang sudah Anda
alami, serta kemungkinan mengalami depresi. Jika ada masalah tersebut, dokter
atau terapis akan melakukan pengobatan untuk meghilangkan efek-efek tersebut.
Detoksifikasi
Anda akan diminta berhenti mengonsumsi narkoba untuk
mendetoksifikasi tubuh. Selama berhenti mengonsumsi narkoba, kemungkinan besar
Anda akan merasa mual, tubuh pun terasa sakit karena kehilangan zat yang biasa
dikonsumsi. Anda juga mungkin akan merasa tertekan akibat tidak ada asupan obat
yang biasanya menenangkan. Bertahanlah pada proses ini. Dokter dapat memberikan
obat untuk mengatasi ketidaknyamanan yang Anda rasakan. Yang perlu diingat,
tubuh Anda memerlukan cairan yang cukup untuk menghindari dehidrasi, dan
makanan untuk membantu pemulihan, selama proses detoksifikasi ini.
Stabilisasi
Setelah dua tahap itu berhasil dilewati, dokter akan
memberikan terapi dalam tahap stabilisasi. Pada tahap ini, Anda akan diberikan
resep obat untuk membantu pemulihan jangka panjang. Pemulihan ini juga mencakup
pemikiran tentang rencana-rencana kehidupan Anda dalam jangka panjang, serta
kestabilan mental Anda.
Bicarakan dengan orang sekitar
Membicarakan dengan orang sekitar bahwa Anda sedang dalam
masa pemulihan dari kecanduan narkoba, penting dilakukan. Orang-orang sekitar
seperti teman dekat atau keluarga akan membantu Anda mengelola aktivitas dan
kehidupan selanjutnya. Juga, mengalihkan Anda dari keinginan untuk kembali
mengonsumsi narkoba. Pilih teman yang dapat dipercaya, mendukung penyembuhan,
dan tidak memengaruhi Anda untuk kembali mengonsumsi narkoba.
Bahaya narkoba benar-benar mengancam hidup dalam jangka
panjang. Jangan coba-coba menyentuhnya dengan alasan apa pun. Narkoba bukan
jawaban atas permasalahan dalam hidup, justru dapat merusak tubuh dan hubungan
dengan orang lain. Pada ibu hamil, narkoba juga akan memberikan efek negatif
terhadap bayi dalam kandungan. Jika
sudah telanjur kecanduan, jangan ragu untuk melakukan rehabilitasi secepatnya.
Komentar
Posting Komentar